“Sampai ketemu
tujuh bulan lagi ya di EPSO, Ka....”, ucap seorang pria pada teman wanitanya
kala itu menutup perpisahan dari pertemuan singkat mereka di Jakarta.
****
Ciit
ciit ciiit ...
Suara gesekan
antara sepatu futsal dan lantai futsal mewarnai riuhnya pertandingan siang itu.
Di tengah teriakan antar pemain dan official, serta ributnya penonton di siang
yang terik itu.
“Woy oper woy! Ngapain
sih dibawa sendiri ih itu padahal temennya kosong, ih bodo banget.. ah tu kan
kebobolan .... “ teriakku di tengah bangku penonton. Oke sepertinya teriakan itu cukup keras dan memancing pandangan dari temanku yang lain, ya mereka kompak menoleh ke arahku seketika.
“Sssst berisik lo Ka,
diem aja tonton dulu. Lagian itu kan kampus yang nanti kalo lolos bakal jadi
musuh kita, knapa lo dukung sih?,” Muti membalas teriakanku tepat di depan
telingaku kala itu. Ah sial, aku nggak budhek kali nggak udah keras keras bisa kali, teriakku kencang yaa tapi hanya dalam hati.
“Bukan gitu, gemes
aja liatnya. Padahal yang nomor sembilan itu bisa aja ngegolin kalo dapet bola,” balasku.
*****
“Kamu ngeliatin
siapa sih Ka, sampe segitunya,” tanya Vita yang juga masih teman satu tim
Rika. Ya, kami adalah satu tim futsal putri dari Universitas terkemuka di kota
Semarang. Bersama dengan rombongan atlet futsal dari fakultas, kami mengikuti
turnamen futsal tingkat nasional di Jakarta.
Suasana
Jakarta yang panas dengan debu dari ratusan kendaraan yang melintas di jam
pulang kantor hari itu. Di dalam bus yang mengantar rombongan atlet kembali ke
penginapannya, universitas kami ternyata harus satu bus dengan universitas yang kuteriaki
dari pinggir lapangan tadi.
“Liat
deh Vit, dia yang tadi nomor sembilan itu, kalo diliat dari deket, dia mirip
mantanku yang drumer, otot kakinya sama, wajahnya hampir mirip, cuman beda
tinggi aja,” bisikku pada Vita, gadis tinggi dengan badan tegap berisi, dialah
salah satu ujung tombak tim futsalku, sementara aku hanya bisa menjaga barisan
belakang tim kami supaya tak tersentuh musuh.
“Yaaalah
Ka, mana aku tau mantanmu yang itu, yang aku tau kan cuman si Rio.”
“Oh
ya hahaha pokoknya mirip laah, tapi mendingan si nomor sembilan sih hahaa”
***
0 komentar:
Posting Komentar