“Yaaalah Ka, mana aku tau mantanmu yang itu, yang aku tau kan
cuman si Rio.”
“Oh ya hahaha pokoknya mirip laah, tapi mendingan si nomor
sembilan sih hahaa”
***
UNO!!!
“Tunggu gue dulu yang bilang kata itu, lo harus ambil 2 kartu
kak Vit hahaha,” goda Mia pada Vita. Ricuh, ya satu kata yang menggambarkan
suasana malam itu di ruang TV penginapan atlit peserta turnamen futsal. Sayangnya
penginapan itu tak hanya ditempati universitas kami, tapi ada sepuluh
universitas lain yang juga menginap di tempat itu. UNO, permainan kartu dengan
angka dan warna memang menjadi andalan kami setiap harinya selama turnamen. Emmm
sebenarnya ini masih malam ketiga kami di Jakarta, tapi permainan UNO setiap
harinya semakin memanas. Dengan hukuman truth
or dare tentu siapapun tak mau ada yang kalah. Oke, malam itu setelah
permainan kesekian kalinya, Vita akhirnya kalah, dan aku? Hahah tentu saja aku
menjadi yang pertama kali menang. Emmm aku cukup jago permainan UNO ini, selama
tiga malam aku baru kalah satu kali, prestasi yang membanggakan bukan hahaha.
“Oke Vit, kamu mau truth
apa dare? Hahaha mending dare aja deh aku lagi jahat soalnya hahaha,” ancamku
pada Vita ya sebenarnya bukan ancaman hanya ada satu hal kecil yang ingin ku
lakukan dan kebetulan itu Vita jadi bisa sekali jalan hahaha. Pintar bukan?
Dengan sedikit gerutuan, akhirnya Vita memilih untuk dar. Haha dia memang sahabatku,
sepertinya dia tau apa yang akan kulakukan padanya. Tenang, bukan sesuatu yang
benar benar buruk, aku bisa menjaminnya seratus, ah tidak, mungkin seribu
persen.
“Aku mau kamu kenalan sama salah satu anak yang ada di kamar
itu, kenalan, minta twitternya, nomor hp, sama foto bareng. Okeee kan,” haha tentu
saja aku menjelaskannya sambil menahan tawa. Yaps, itu adalah kamar universitas
si pemilik nomor punggung sembilan yang tanpa sadar sudah kuperhatikan selama
di Jakarta ini.
Namanya Nando, setidaknya itulah nama yang dia berikan pada
Vita, yaa dia si nomor sembilan itu. Kebetulan yang luar biasa bukan ketika
permainan ini berakhir seperti itu? Kebetulan yang menarik ketika salah satu
anak kamar itu yang mau adalah si nomor sembilan. Yaaa si nomor sembilan itu. Vita
yang mendapat hukuman dan sekarang ia menjadi ejekan anak-anak tim karena
berhasil foto bareng dengan si nomor sembilan. Ssst sebenernya yang tau aku
memperhatikan si nomor sembilan cuman Vita. Ya cuman dia tempatku berbagi
segala sampah di hatiku selama di Jakarta ini meski sebenarnya tidak hanya
selama di sini, tapi ketika di Semarang juga selalu dia.
Kembali ke Vita dan Nando, rupanya terdengar sorak sorai dari
kamar Nando cukup ramai, spendengaranku Nando juga menjadi bahan ejekan anggota
timnya. Luar biasa bukan? Antara senang dan kesal, ah tidak ini lucu
sebenarnya.
*****
KACHUUSHA hazushinagara
kimi ga fui ni furikaette
kaze no naka de hohoemu
dake de
nazeka nani mo ienaku naru
yo
konna omotte iru no ni
KACHUUSHA hazushinagara
nagai kami wo hodoku you
ni
itsu no ma ni ka otona ni
natte
boku no te ni wa todokanai
kurai
motto suki ni naru yo
Everyday, Everyday,
Everyday
KACHUUSHA GAARU
Emmm kayaknya tau lagu ini deh, tapi siapa yang dengan
bangganya muter lagu ini sih di
dalam bus lagi, pikirku dalam hati. Tiba tiba
orang disebelahku yang kebetulan lagi adalah si nomor sembilan alias Nando,
mengecek handphonenya dan nampak mematikan sesuatu.
“Masnya suka AKB ya?” tanyaku spontan. Tentu saja mas-mas
sebelahku, si Nando nomor sembilan itu kaget, mungkin dia juga heran ada orang
lain di bus ini yang juga tau AKB48, idol grup dari Jepang.
“Ah iya, Hpku bunyi mbak lupa dimatiin haha maaf yaa. Loh mbaknya tau AKB48? Waw,”
“Iya tau dong, siapa sih yang ga kenal AKB48 hahaha. Tp aku ga
ngikutin mereka sih mas, soalnya aku lebih suka ngikutin Johnny’s junior”
“Hah? Apaan itu mbak?
“Eh kan kita belum kenalan mas hahaha kenalin, aku Rika,” gimana? bisa aja kan buat alesan kenalan langsung?
“Iya ya, masak ga kenal bisa asal ngomong ga jelas gini kita
hahaha, aku Nando. Tadi apaan mbak Johnny’s apa?
“Johnnys junior? Haha itu ya kayak idol grup juga mas, sama
dari jepangnya, gampangnya kalo AKB kan isinya cewek semua, nah Johnnys junior
ini cowok semua, tapi mereka belum debut, belum punya lagu sendiri.”
“Hlah belum punya album kok mbaknya bisa kenal?”
“Bisa dong.. eh mas bentar mau ngasiin HP ke temen.”
Percakapan absurd, ya memang itulah yang mengawali
pembicaraanku dan Nando sepanjang perjalanan dari penginapan hingga gor tempat
kami bertanding nanti. Lagi-Lagi kebetulan yang menarik bukan? Mendapat jadwal
satu bus, sebelahan, dan berkat lagu AKB48 kami mengobrol sepanjang jalan, dan
saling berjanji untuk mendukung satu sama lain di pertandingan hari itu.
Rasanya? Sebenarnya biasa aja, ya karna memang aku selama tiga hari hanya
mengamati dan ya memang biasa aja, tidak ada yang benar benar spesial.
****
0 komentar:
Posting Komentar