23.46
0
Dear E.F.B. ....
apa kabar?
Maaf yaah, seharusnya ini ku katakan langsung padamu, bukan lewat tulisan. Waktu memang tidak pernah memihak pada kita, kan? :)

hei, ingat tidak ketika pertama kali kita bertemu, kita berkenalan di bus kuning menuju tempat pertandingan hari itu. ketika kita kebetulan ada di satu penginapan, kebetulan juga hari itu kita menuju tempat pertandingan dengan bus yang sama. bahkan aku juga tak sengaja mengambil beberapa jepretan fotomu ketika pembukaan acara olahraga tahunan jurusan kita itu. 

Hahahha. pertama kali aku melihat, sungguh aku melihat sosok masa lalu yang sangat mirip denganmu. Tentu saja kamu lebih tinggi dan kalian punya hobi yang berbeda, dia drummer, dan kamu pemain futsal. tapi sekilas kalian sungguh mirip. Hingga pertemuan di dalam bus itu aku sempat menanyakan apakah kau punya saudara pria yang mirip dengamu kan? 

Sebenarnya saat itu aku sengaja menunggu kesempatan agar seolah tak sengaja aku duduk di sebelahmu, hehe padahal itu sengaja, maafkan aku... tapi itu sukses membuat kita saling kenal hingga sekarang kan. bahkan kau menyebutku "mbak hebring" karna aku berkali kali heboh memberikan handphoneku pada temanku di hadapan kita. 

sapaan pertama melalui sosial media, saling memfollow, dan saling berbalas seolah tak kenal lelah. cukup mengejutkan ternyata kita bisa punya bahan obrolan kan hahaha. 

kamu ingat saat pertama kali kamu menambahkanku sebagai teman di bbmmu? hahaha sungguh saat itu aku bahagiaaaa. oke ini lebay mungkin, tapi biarlah~ 
yaa lewat teman satu timmu itu aku banyak tanya tentangmu, meski kalian tak akrab. setidaknya aku harus berterimakasih padanya karna kita bisa saling berhubungan sampai sekarang. 

waktu berlalu, dan aku tak tau apa yang sebenarnya aku rasakan terhadapmu, biasa saya, atau apa, sungguh aku benar-benar tak tau apa nama perasaan waktu itu. yang aku tau hanya aku nyaman bisa terus ngobrol denganmu, bisa berbagi cerita denganmu. 

Ingat ketika kita janjian untuk bertemu di event olahraga ketika universitasku menjadi tuan rumahnya? haha aku sengaja meminta agar bisa menjadi LO universitasmu. Tentu saja agar aku bisa lebih dekat denganmu, apalagi? sayangnya karena bidang olahraga kita sama, jadwal kita juga sama sehingga sulit waktu kosong bagi kita. 

Sama-sama pemalu, mungkin itu kata yang tepat menggambarkan kita saat itu, atau mungkin hanya diriku. aku malu untuk bisa dekat denganmu, aku malu kalau dibilang LO yang "kegatelan" dengan peserta, aku tak mau dicap buruk oleh panitia ataupun peserta lain, terlebih teman-temanmu. maaf :")

Aku coba meluangkan waktu semampuku, sebisaku agar setidaknya kita bisa banyak berbincang empat mata, tapi sepertinya susah yaa. bahkan untuk bisa berfoto bersamapun aku harus minta bantuan temanku. payah bukan? hahaa maaf lagi yaa :)

Entah apa yang kurasakan saat itu, tapi selesainya turnamen itu jujur hatiku remuk, aku bahkan tidak pernah paham kenapa dan bagaimana. kecewa mungkin. tapi siapalah aku yang harus kecewa? bahkan kamu tak ada perasaan apapun kan terhadapku? mungkin hanya aku dan teman-temanku yang salah mengartikan setiap gerak tubuhmu ketika kita bersama. mungkin hanya aku yang merasa bola mata kita bertemu berkali-kali. serba mungkin bukan? 

butuh waktu lama untuk menghilangkan perasaan itu. berbagai cara waktu itu kulakukan. naik motor mengelilingi kota sendirian, makan sendirian, ah sudahlaah... 

kita berjanji lagi bertemu di event tahunan yang pertama mempertemukan kita. sungguh entah mengapa waktu itu terasa sangat menyenangkan bisa membayangkan akan bertemu kamu kembali. bahkan aku berjanji pada diriku sendiri untuk mengatakannya, semuanya, jika aku berhasil masuk final di turnamen itu. 

sayang waktu berkata lain.... 
orang yang paling kusayangi, yang menutup hati dan membuang kunci itu kembali, mengajak kembali mengulang kisah bersama, berjanji takkan berpisah. bisa apa aku yang selama ini  menunggunya?
disatu sisi tentu saja aku senang, tidak, aku luar biasa senang karna bisa kembali bersamanya, disisi lain, aku merasa ada yang akan hilang ketika aku kembali bersamanya. Kamu. aku yakin kamu akan hilang. bagaimana mungkin aku mendua? aku bukan tipe yang seperti itu ... 

pilihan yang berat dan menyiksa. hingga aku lebih memilihnya daripada kamu. beberapa temanku menyayangkan keputusan itu. tapi hati kecilku tidak. maaf, mungkin memang aku tak tahu pasti apa yang sebenarnya ku rasakan terhadapmu hingga saat itu, dan dia kembali muncul disaat yang tepat. 

Okey, kita sama-sama tau, mungkin sejak saat itu kita tak sedekat sebelumnya. aku menjaga jarak darimu. tentu saja karna aku tak mau hatiku terbagi menjadi dua, aku tak mau juga memberi harapan padamu ketika aku sudah ada yang punya. aku juga sangat tak mau menyakiti pasanganku, karna aku juga tak pernah mau disakiti dengan diduakan. 

Turnamen olahraga dimulai, kita bertemu lagi, meski beda penginapan kita masih bertemu di lapangan atau di tempat "favorit" di depan gor. saling berpapasan dan bertukar senyum. kamu tau, saat itu hatiku terasa sakit, yaa aku benar-benar tak tau kenapa. kita bahkan tak bisa menyamakan jadwal untuk sekedar saling bercerita secara langsung. penginapanmu yang sangat jauh dari gor dan timmu yang selalu pulang setelah bertanding, padahal aku menunggu di sana. 

Ingat saat di tempat favorit itu, kamu bersama temanmu duduk, aku baru saja masuk dan kita hanya saling say hello. aku ke lantai atas, dan kamu masih duduk. temanku sempat berkata kau melihatku seolah ingin bertemu denganku, tapi kau diam dan aku tak tau jika itu memang maksudmu. yaa sampai kau kembali ke penginapan dan menyampaikannya melalui pesan singkat padaku bila sebenarnya saat itu ingin mengobrol denganku. maaf aku memang tak peka, dan juga tak ingin salah sangka :")

Turnamen berakhir dan kita belum melewatkan momen bersama. oh ya, waktu itu aku sempat berjanji jika masuk final akan mengungkapkan padamu kan? hahah dan ternyata timku gagal masuk final, jadi yaaa kau tau sendiri kan bagaimana akhirnya :)
kita hanya bertemu dan berbincang dikit setelah selesai pertandingan terakhirmu, di depan gor, di depan teman-temanmu, dan di depan sahabatku. kita foto berdua dan kau merangkulku. ah kau pasti hanya menganggap itu rangkulan biasa seperti yang sering kau lakukan pada temanmu kan? kau tidak mendengan deguban jantungku saat itu kan? kalau kau mendengar aku pasti sangat malu, sungguh. 

Turnamen selesai, seolah selesai pula cerita kita. tak mungkin lagi kita bertemu karna aku yakin itu turnamen terakhirku. aku yang sudah punya separuhku, dan kamu yang jauh di kotamu. kita memang tak ditakdirkan lebih dari teman. aku yakin itu, sangat yakin. 

memang benar kan kita tak lagi sedekat dulu setelah turnamen itu. aku meyakinkan diriku jika saat itu aku hanya nyaman denganmu. aku nyaman karna setelah empat tahun pintuku terkunci, karna kamu aku sadar bahka di luar sana banyak orang baik untuk diri kita. menunggu terkadang bukan keputusan baik ketika kita bisa mencoba membuka hati kepada orang lain. terimakasih kamu :") 

Bahkan sampai aku tak lagi dengan separuhku kamu masih ada untuk sekedar mendengar imajinasiku, masih mau berteman denganku. tidak! aku tidak bermaksud menjadikanmu pelarian atau apa setelah perpisahanku dengan separuhku itu, tapi aku juga selalu nyaman ketika kita bisa saling sapa dan bercanda melalui dunia maya. maafkan aku lagi kali ini. 

Ternyata tulisan ini sudah sangat panjang yaaa... apalagi yang harus kutulis selain maaf dan terimakasih atas kehadiranmu dan kenyamanan yang kamu berikan. kita akan selalu menjadi teman baikkan? Jangan berubah yaa, apalagi bila suatu saat nanti aku bisa mengatakan ini langsung, atau kuperlihatkan tulisan ini padamu. sungguh melelahkan menahan semuanya seorang diri, hahaha. 
Maaf atas ketidakjelasan atas apa yang kurasakan terhadapmu, terimakasih sudah membuka dan mewarnai hariku, benar-benar indah dan berwarna :) 


salam,
D.N.W

0 komentar:

Posting Komentar