02.17
0
*Prolog

Perkenalkan, namaku Ito Hikari. Ibuku orang Indonesia, sementara ayahku dari Jepang. Kini ayahku kembali tugas di Jepang jadi yaa mau tak mau aku dan ibuku ikut pindah ke Jepang. Bahasa Jepangku? jangan ditanya hehee. orang tuaku mengajarkan bahasa Indonesia, Jawa dan Jepang sejak aku kecil jadi aku siap untuk ke Jepang kapanpun.


Chara :
Matsumura Hokuto, Kyomoto Taiga, Morimoto Shintaro, Kouchi Yugo (SixTONES), Ito Hikari, Shinku Lee, Hanabishi Kiri (Original Character)

*********

“kau mau mencoba berpacaran denganku?” Shin sambil mendekatkan wajahnya padaku.. sangat dekat, aku bias merasakan hembusan nafasny. Haaaah apa-apaan coba Shin ini, dasar makhluk aneh, dia bukan manusia pasti, jangan jangan dia salah satu perwujudan alien yang sedang menyamar untuk menginflasi dunia? Seketika bulu kudukku merinding membayangkan Shin ini seorang alien hehe.

“Hahahahaha Hikari chan... kenapa wajahmu serius sekali? Hahahaha jangan jangan kau benar suka denganku? Hahahhahahha”Shin tertawa sangat sangat puas. Sial sial sial batinku. Andai saja dia tidak bisa membaca pikiranku pasti... err ups!

“Kau sengaja ingin menggangguku ya hahhaa”

“tentu saja! Kan kan Hika chan kau bodoh sekaliii hahaha hahaha.. kau harus merubah sikapmu itu atau kau akan kembali dipermainkan pria yang mendekatimu.” Ejeknya sambil mengusap rambutku.

“ nee nee Shin, apa menurutmu aku sebodoh itu?”

“karena mantan pacarmu itu?”

“ummm...” aku mengubah posisi menjadi duduk menghadap Shin, mencoba mendapat solusi dari yang mengaku ahlinya

“kau tidak bodoh, kau hanya terlalu mudah dimainkan hahahha ahahha.” Lagi-lagi shin tertawa puas. Sial lagi aku kali ini. Kenapa juga aku bisa punya teman seaneh dia, dan hanya dia yang sangat baik padaku dari awal. Hmmm

“lalu? Apa Shin pernah jatuh cinta?”

“Pernah lah, masak ahli tak pernah jatuh cinta”

“lalu?”

“dia meninggalkanku untuk kakak sahabatnya. Jadi yaa sejak saat itu  aku lebih berhati hati hehehe..”Shin menjawab sambil menggaruk rambutnya, tentu saja rambutnya tidak gatal, rambut Shin selalu wangi dan bersih.

“Kalau begitu apanya yang profesional hahaha dasar Shin..”

“Jadi, kau masih mau coba pacaran denganku? Hahahaha hahaha”

“kau jangan coba mengisengiku lagi yaaa dasar alien hahhaa” kamipun saling mengejek dan memukul satu sama lain dengan bantal. Untung Shin yang iseng seperti ini denganku, bukan si aneh Hokuto. Eh tunggu, apa aku baru saja berpikir tentang Hokuto? Tidak tidak tidak, dia sudah cukup aneh dan menyebalkan hanya untuk berani lewat di pikiranku.

“Hikari, apa kau menyukai Hokuto?” Pertanyaan Shin mengagetkanku. Jelaslaah bagaimana  bisa dia tiba tiba bertanya pertanyaan seperti itu.

“Mana mungkin” jawabku kesal. Shin tentu saja sudah tau itu dengan membaca pikiranku

“ada hal yang tidak kau tau tentang Hokuto, kumohon jangan benci dia,” wajah Shin menjadi serius, ada yang ditutupi dari kalimatnya barusan.

“Apa? Apa yang tidak ku ketahui tentang Hokuto, tentang kalian?”

“Hokuto dan Taiga, mereka dari Sapporo, mereka punya cerita menyakitkan yang sebaiknya kau tau ketika mereka siap menceritakannya padamu. Yugo, dia tak seharusnya berada di sekolah kita, tapi karena dia ingin menjadi murit biasa dia masuk sekolah kita, bahkan jika mau dia bisa bebas pilih sekolah di dalam dan luar negri. Kiri dan Lee, mungkin orang di luar sana melihat kedekatan mereka hal yang biasa, tapi kau tidak akan pernah tau bagaimana mereka sebenarnya.” Shin menjelaskan dengan berkaca-kaca. Aku yakin dia ingin aku lebih dekat dengan yang lain, tapi seperti ada yang aneh dan mengganjal perasaanku. Aku memang selama ini dekat dengan mereka, tapi aku tak pernah tau bagaimana mereka sebenarnya.

“Lalu?”

“hahaha cukup sudah aku mau pulang.” Shin meneguk habis jus jeruk yang memang aku siapkan untuknya. “byee Hikari. Sampai bertemu di sekolah besok”

“hey curang... aku tak akan membiarkanmu pergi sebelum menceritakannya!” aku bangun dan menghalangi pintu keluar kamar.

“kau akan tahu semuanya di waktu yang tepat, bukan sekarang. Okeee Hikari? Awas aku mau pulang sebelum aku kena omel kakakku lagi” Tubuh besar Shintaro tentu saja dengan mudahnya menggeser posisi berdiriku.

Aku harus tau, yaa aku harus lebih tau tentang mereka

*********

“Kouchi san, perkenalkan ini pacarku hehehe...”, Himawari memperkenalkan pacarnya pada Yugo. Mereka memang sudah membaut janji untuk bertemu di sebuah cafe buku dekat sekolah, tempat favorit Yugo sejak kecil, tempatnya melihat seniornya itu pertama kali, bersinar diantara celah buku yang ada di cafe itu.

“Konichiwa, Koyama Keiichiro desu”

“Kouchi Yugo desu”

Suasana memanas. Yugo tau betul senpainya ini selain pintar, cantik, juga bisa melakukan hampir semua hal, pasti banyak yang memperebutkannya. Pertemuannya di cafe inipun 3 tahun yang lalu membawa pada perkenalan singkat dan tak sengaja menjadi satu tim olimpiade.

Yugo merasa pernah melihat pria di depannya ini. Tak asing, batinnya. Otaknya berputar sedemikian hingga menggali informasi dimana ia pernah bertemu pria ini.

“Sepertinya kita pernah bertemu sebelumnya yaa?” pria di depannya memulai pertanyaan. Jadi memang benar mereka pernah bertemu, pikir Yugo

“Ah!!! Waktu kunjungan ke NASA 6 bulan lalu bukan?”

“kau juga ada di sana Kouchi kun?”

“iya senpai hahaha ternyataa bagaimana bisa kita kembali bertemu karena kita suka pada orang yang sama hahaha hahahaha” Yugo merunduk sambil mengelus rambutnya sendiri, lucu memang batinnya.

“ooh jadi kalian sudah aling kenal, baguslah kalau begitu” sambung Himawari lega karena tak ada pertumpahan darah kali ini.

“Meski begitu aku tak akan menyerahkan Himwari padamu yaa Kouchi san, sepintar apapun kau”

“baiklah senpai, kita akan bersaing secara sehat. Nee bagaimana Himawari chan?”

“Kouchi kun Koo kun! Hentikan! Aku tak mau menjadi rebutan kalian. Koo kun, kau lupa apa yang kau katakan sebelum bertemu Kouchi kan?” Himawari sedikit kesal, memang dirinya barang sampai diperebutkan begitu?

“haik haik haik senpai.. aku hanya bercanda. Aku sudah berjanji bukan untuk melepasmu setelah aku benar benar yakin dengan pasanganmu? Baiklah senpai aku akan pulang dulu. Sampai bertemu lagi kapan kapan. Byee” Yugo mengambil tasnya, meninggalkan senpai yang sudah lama dikagumi itu, cafe buku yang menjadi pertemuannya dengan Himawari dan tempatnya juga melepas Himawari setelah berjanji pada Himawari dan dirinya sendiri.

*********

Duk duk duk.. duk duk dukk...

Suara keras ketokan pintu apartemen Midorin, suara yang tampak seperti orang sedang marah

“ck. Mengganggu saja” Midorin melepaskan Lee yang sudah menangis ketakutan, memakai kembali bajunya, mengintip siapa yang mengganggu pertunjukan setelah makan malamnya.

“Midoriiin... cepat bukaaa aku tau kau membawa Lee ke apartemenmu...”. Midorin tau siapa yang mengganggunya. Tak ingin membukakan pintu, tapi Lee terus saja menyebut nama gadis di balik pintu.

“Lee.. Lee.. “Kiri bergegas lari ke tempat Lee, dilihatnya gadis itu menangis dan menutup badannya dengan baju yang kancingnya sudah copot.

“Ini, pakai ini,” kiri membuka dan memberikan jaketnya pada Lee. Ia tau tak akan pernah salah selalu memakai jaket kemanapun

“Jangan pernah ganggu hidup Lee lagi!” kata Kiri singkat sambil membawa Lee keluar apartemen Midorin. Midorin diam, mengacak rambutnya.

.

Taxi melaju kencang menuju rumah Kiri. Ia tau sebaiknya membawa Lee ke rumahnya unutk berjaga-jagan. Meski rumahnya sepi tapi ia tau, rumahnya akan aman. Lee diam sepanjang perjalanan, pandangannya kosong. Kiri sengaja diam, membiarkan shabatnya itu dalam lamunannya dan pikirannya sendiri. Ia tak mau membuat masalah di dalam taxi.

“baiklah Lee, kau bisa mandi sensiri kan? Kau bersihkan dulu badanmu dari bekas si brengsek itu.” Tak mau melepas tangan Kiri, Lee masih diam, kali ini air matanya menetes. Kiri tak mau menghujani dengan pertanyaan atau ucapan yang tidak penting. Ia hanya membiarkan sahabatnya ini menangis dalam pelukannya, berharap setelah ini ia akan baik saja.

*********

“Haaaah? Lee membatalkan shownya bersama Midorin? Kenapa kenapa?” Taiga selalu paling heboh diantara kami. Sudah dua hari Lee tidak masuk sekolah dan hari ini Kiri mengumumkan show Lee bersama Midorin batal, lebih anehnya lagi Lee tidak mengijinkan kami menjenguknya. Aneh

“Apa Lee baik saja Kiri?” tanyaku penasaran. Pertanyaan basi! Tentu saja Lee tidak baik, bila ia baik ia tak akan tak masuk sekolah dua hari, aku membodohkan diriku sendiri.

“sebaiknya kita biarkan dia saja dulu, kalau waktunya sudah tepat dia pasti akan datang kan?”, Hokuto, tumben sekali kalimatmu bijak, semakin membuatku penasaran dengan yang terjadi di masa lalunya.

“Apa kalian ada pesan atau titipan? Sepulang sekolah aku akan ke rumah Lee lagi...”

“tentu saja... kemarin aku ke kuil dan taraaa aku beli ini untuk keberuntungan Lee, semoga dia lekas kembali ke kita” Shintaro menyerahkan  omamori pada Kiri, berharap Lee cepat normal dan kembali. Mungkin Shin membaca pikiran Kiri tentang apa yang sebenarnya terjadi pada Lee, tapi dia diam saja, ikut tak tau apa yang terjadi.

Untung saja ada Kiri, untung Lee selalu dekat dengan Kiri, bila tidak entah mungkin yang terjadi pada Lee berbeda dan ktia tak akan pernah menemuinya lagi.


*********

Aku masih sangat penasaran dengan yang terjadi antara Taiga dan Hokuto. Apa yang menajdi masa lalu Hokuto, kenapa ia begitu terlihat membenci dan menghindari banyak interaksi denganku. Taiga! Taiga pasti tau semuanya. Aku yakin, Kedekatan Taiga dan Hokuto selama ini pasti memiliki arti. Aaaah pikiran ini terus melayang dalam otakku tak pedulu betapa aku cari cara untuk biasa saja, menunggu waktu yang tepat untuk mengetahui yang terjadi .

“Ah Taigaaa!!!!” tepat sekali bertemu Taiga dalam keadaan seperti ini.

“oi oi Hikari chaaan.. ada apa?”

“Apa kau buru-buru? Makan es krim yuuuk” ajakku dengan sedikit memohon, berharap ini kesempatan bagus menemukan jawaban semua pertanyaan yang berputar di otakku

“karena hari ini Hokuchan ada tugas kelompok dan aku free  jadi.. baiklah demi Hikachan” Taiga melemparkan senyum yang sangat manis. Untung aku tidak over dosis melihat senyum Taiga selama ini.

“Jadi, kau penasaran soal Hokuto? Kau yakin ingin mendengar jawabannya Hikari?” Aura taiga berubah, raut wajah cerianya mendadak berubah penuh kesediah. Apa benar keputusanku bertanya kali ini? Tapi aku sudah terlanjut bertanya. Errrr baiklah kau harus siap Hikari, teriakku pada diri sendiri.

“Adik Hokuto, Matsumura Hikari, ia meninggal dalam kebakaran yang melanda desa kami 6 tahun lalu”. Taiga merunduk belum benar benar selesai kalimatnya.

*********

Bersambung 

0 komentar:

Posting Komentar